Rabu, 21 Desember 2016

Makalah Manajemen SDM "PERANCANGAN KINERJA/JOB DESIGN "


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1          Latar Belakang
Organisasi merupakan suatu sistem yang saling mempengaruhi antar anggota dalam kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang harus dilakukan individu atau kelompok-kelompok dengan bakat-bakat yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas sedemikian rupa, memberikan saluran terbaik untuk pemakaian yang efisien, sistematis, positif, dan terkoordinasi dari usaha yang tersedia (Oliver Sheldon, 1923)
Di dalam organisasi pasti ada sumber daya manusia sebagai elemen penting yang ada di organisasi tersebut. Dan didalam organisasi pun terdapat kinerja dari pekerja yang bekerja di organisasi tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja pekerjaan. Keterampilan dan kemampuan, persepsi, sikap, karakteristik kepribadian merupakan beberapa contoh dari perbedaan individu yang memainkan peran dalam pembentukan kinerja. Sebagai tambahan, arah, intensitas, dan ketekunan dari motivasi individu memainkan suatu peranan penting, demikian juga dengan sistem evaluasi dan sistem penghargaan yang digunakan.
Saat ini kita ketahui bahwa pekerja sering berpindah tempat kerja dan kurang produktif dalam bekerja. Hal ini salah satunya karena banyak pekerjaan yang bersifat monoton . Pekerjaan yang dilakukan orang dalam organisasi merupakan pembentuk semua struktur organisasi. Kita perlu menjelaskan tugas apa yang seharusnya dilakukan oleh masing-masing individu. Akan tetapi kita juga tertarik untuk melakukan pekerjaan secara efektif dan kita perlu memahami penyebab dari kinerja pekerjaan yang efektif dan tidak efektif.
Suatu penyebab utama kinerja pekerjaan yang efektif adalah perancangan pekerjaan apa yang kita dapatkan ketika kita memperjelas apa yang seharusnya setiap karyawan lakukan. Dalam pengertian yang lebih teknis, perancangan pekerjaan atau biasa dikenal dengan job design merujuk pada proses dimana manajer menetapkan tugas dan otoritas karyawan. Pekerjaan dapat menjadi sumber stres psikologis dan bahkan ketidakseimbangan mental dan fisik. Oleh karena itu,kesejahteraan organisasi dan orang di dalamnya berhubungan dengan seberapa baik manajemen merancang pekerjaan (job design)
Perancangan pekerjaan (job design) merujuk pada tahap pertama saat manajemen menciptakan suatu pekerjaan dengan merinci tugas dan tanggung jawabnya. Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan berkembangnya alat dan proses yang baru, ekspektasi manajemen dalam pekerjaan tersebut akan berubah (sehingga pekerjaan tersebut akan dirancang ulang). Dalam pembahasan ini, konsep job design diimplementasikan melalui pendekatan job enlargement dan job enrichment. Job enrichment merupakan sebuah konsep yang merujuk pada pengembangan pekerjan secara vertikal. Sedangkan job enlargement merupakan konsep pekerjaan yang lebih kearah horizontal. Untuk lebih jelasnya mengenai konsep-konsep dari job design, job enlargement dan job enrichment akan dibahas pada bab selanjutnya.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian job design ?
2.      Apakah tujuan job design ?
3.      Apa saja unsur-unsur dari job design ?
4.      Apa saja metode job design itu ?
5.      Apakah pengertian job rotation ?
6.      Apakah pengertian Job enlargement ?
7.      Apakah pengertian Job enrichment ?
1.3  Tujuan
1.      Mengetahui pengertian job design
2.      Mengetahui tujuan job design
3.      Mengetahui unsur-unsur dari job design
4.      Mengetahui metode job design
5.      Mengetahui pengertian job rotation
6.      Mengetahui pengertian Job enlargement
7.      Mengetahui pengertian Job enrichment


BAB II
PEMBAHASAN
Dalam sebuah organisasi tentu mempunyai tujuan yang akan diwujudkan bersama. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kerja sama antar anggota. Harus ada nya pembagian tugas sesuai dengan masing-masing kapasitas seseorang agar dapat secara bersamaan mewujudkan tujuan dari sebuah organisasi tersebut. Oleh karena itu kepedulian dalam mengatur dan mengelola tugas bagi para pemimpin sebuah organisasi sangat diharapkan. Dalam melakukan rancang-bangun pekerjaan (job design) secara benar akan menyempurnakan usaha pencapaian anggota dan produktivitas organisasi. Berikut akan dibahas secara rinci mengenai rancangan pekerjaan itu sendiri
2.1  Pengertian Job Design
Job Design (desain pekerjaan) adalah suatu alat untuk memotivasi dan memberi tantangan pada karyawan. Oleh karena itu perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien yang dapat merangsang karyawan untuk bekerja secara produktif, mengurangi timbulnya rasa bosan dan dapat meningkatkan kepuasan kerja, desain pekerjaan terkadang digunakan untuk menghadapi stress kerja yang dihadapi karyawan (Sulipan, 2000).
Job design adalah pengorganisasian tugas-tugas, wewenang, dan tanggung jawab ke dalam suatu unit pekerjaan yang produktif (Mathis et al, 2004). Faktor penting yang dicermati dalam job design adalah “content of jobs and the effect of jobs on employees.”
Perancangan pekerjaan (job design) adalah proses menentukan tugas tugas spesifik untuk dikerjakan, metode-metode yang dipakai dalam menjalanakn tugas-tugas tersebut, dan cara pekerjaan yang bersangkutan berhubungan dengan pekerjaan lain dalam  organisasi (Mondy, 2008)
2.2  Tujuan Job Design
Desain pekerjaan mutlak dimiliki oleh setiap perusahaan karena dalam desain pekerjaan yang dilakukan adalah merakit sejumlah tugas menjadi sebuah pekerjaan agar pekerjaan yang dilakukan menjadi terarah dan jelas. Menurut (Sunarto, 2005) desain pekerjaan memiliki tujuan agar :
a.    Efisiensi operasional, produktifitas dan kualitas pelayanan menjadi optimal.
b.    Fleksibilitas dan kemampuan melaksanakan proses kerja secara horizontal dan hirarki.
c.    Minat, tantangan, dan prestasi menjadi optimal.
d.   Tanggung jawab tim ditetapkan sedemikian rupa, sehingga bisa meningkatkan kerja sama dan efektifitas tim.
e.    Integrasi kebutuhan individu karyawan dengan kebutuhan organisasi

2.3  Unsur-Unsur Job Design
Handoko (2000) menjelaskan unsur-unsur desain pekerjaan meliputi unsur organisasi, unsur lingkungan dan unsur perilaku. Unsur organisasi terdiri dari pendekatan mekanik, aliran kerja dan praktek-praktek kerja. Unsur lingkungan menyangkut tersedianya tanaga kerja yang potensial. Unsur perilaku meliputi otonomi, variasi tugas, identitas tugas, dan umpan balik.
a.    Unsur-Unsur Organisasi
Unsur organisasi menurut Handoko (2000) mempunyai kaitan erat dengan desain pekerjaan yang efisien untuk mencapai output maksimum dari pekerjaan-pekerjaan karyawan. Dengan adanya efisiensi di dalam pelaksanaan kerja akan menentukan spesialisasi yang merupakan kunci dalam desain pekerjaan. Karyawan yang melakukan pekerjaan secara kontinyu menyebabkan karyawan terspesialisasi yang selanjutnya dapat memperoleh output lebih tinggi. Unsur organisasi terdiri dari :
1)   Pendekatan mekanik berupaya mengidentifikasi setiap tugas dalam suatu pekerjaan guna meminimumkan waktu dan tenaga. Hasil pengumpulan identifikasi tugas akan menentukan spesialisasi. Pendekatan ini lebih menekankan pada faktor efisiensi waktu, tenaga, biaya, dan latihan.
2)   Aliran kerja dipengaruhi oleh sifat komoditi yang dihasilkan oleh suatu organisasi atau perusahaan guna menentukan urutan dan keseimbangan pekerjaan.
3)   Praktek–praktek kerja yaitu pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan, ini bisa berdasarkan kebiasaan yang berlaku dalam perusahaan, perjanjian atau kontrak serikat kerja karyawan.

b.         Unsur – Unsur Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi desain pekerjaan adalah tersedianya tenaga kerja yang potensial, yang mempunyai kemampuan dan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan pengharapan – pengharapan sosial, yaitu dengan tersedianya lapangan kerja serta memperoleh kompensasi dan jaminan hidup yang layak (Handoko, 2000).
c.         Unsur – Unsur Perilaku
Unsur perilaku menurut Sondang (2003) perlu diperhitungkan dalam mendesain pekerjaan. Unsur perilaku tersebut terdiri dari :
1)   Otonomi bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Bawahan diberi wewenang untuk mengambil keputusan atas pekerjaan yang dilakukan.
2)   Variasi merupakan pemerkayaan pekerjaan yang bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan atas pekerjaan yang rutin, sehingga kesalahan – kesalahan dapat diminimalkan.
3)   Identitas tugas untuk memepertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan pekerjaan, maka pekerjaan harus diidentifikasikan, sehingga kontribusinya terlihat yang selanjutnya akan menimbulkan kepuasan.
4)   Umpan balik diharapakan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan mempunyai umpan balik atas pelaksanaan pekerjaan yang baik, sehingga akan memotivasi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
2.4          Metode Job Design
       Setiap organisasi atau perusahaan mempunyai cara tersendiri dalam membuat desain pekerjaan untuk seluruh anggota sesuai bagiannya masing-masing. Dalam membuat desain pekerjaan komunikasi antara atasan dan bawahan harus diperhatikan karena desain pekerjaan dalam suatu organisasi dan proses komunikasi adalah hal yang tidak dapat dipisahkan (Sunarto, 2005). Inti dalam membuat desain pekerjaan adalah bagaimana membuat semua pekerjaan yang ada disusun secara sistematis. Desain pekerjaan membantu dalam menjelaskan pekerjaan apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakan pekerjaan tersebut, berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan bagaimana ketentuan yang harus dijalankan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan (Sunarto, 2005). Dalam job design terdapat 3 metode, yaitu job rotation, job enlargement, dan job enrichment. Suatu organisasi tidak harus menggunakan ketiga metode  job design secara bersamaan tergantung kondisi organisasi tersebut. Berikut gambaran umum tentang job rotation, job enlargement, dan job enrichment.

Job Rotation
Job Enlargement
Job Enrichment
Pekerjaan
·         Definisi
·         Sifat
·         Kompleksitas
·         Variasi

Sempit
Berulang-ulang
Terbatas
Beberapa

Sempit
Berulang-ulang
Terbatas
Beberapa

Luas
Berubah
Banyak
Banyak
Pengambilan Keputusan
Terbatas
Terbatas
Besar
Tanggung Jawab
Terbatas
Terbatas
Besar
Beban
Horizontal
Horizontal
Horizontal dan Vertikal
Tabel 2. Metode Job Design. Sumber Asia Pacific Management Co. Ltd, 2004.

Tabel tersebut akan diulas satu persatu pada penjelasan dibawah ini.
2.5  Job Rotation
Job Rotation adalah meningkatkan variasi tugas yang dimiliki seseorang dengan cara memindahkan seorang petugas untuk melakukan tugas yang lain yang berbeda dengan sebelumnya atau biasa disebut dengan rolling. Rolling dapat dilakukan dalam bagian, antar bagian yang berbeda atau dalam unit yang ada dan dalam pelaksanaan nya dilakukan secara periodik. Job rotation dilakukan secara berulang-ulang sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan. 
a.    Kelebihan  job rotation
Kelebihan dari  job rotation  antara lain adalah mengurangi rasa jenuh dari para pekerja dalam mengerjakan tugas–tugasnya. Job rotation membuat pegawai, dari keahlian yang sempit menjadi lebih luas yang dapat melaukukan berbagai hal.
b.    Kekurangan  job rotation
Dalam penerapannya, job rotation  dinilai masih memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1)   Kemampuan setiap pekerja berbeda. Seorang pekerja hanya bisa menguasai satu jenis pekerjaan saja pada saat itu saja.
2)   Apabila ada kekosongan pekerja pada suatu pekerjaan, pekerja lain tidak bisa mengganti, dikarenakan pekerja lainnya hanya menguasai satu jenis pekerjaan di waktu tersebut akibatnya proses produksi terputus di tengah jalan.
2.6  Job Enlargement
2.6.1    Pengertian Job Enlargement
   Sebuah teknik desain pekerjaan di mana jumlah tugas yang berhubungan dengan pekerjaan meningkat (dan pelatihan yang tepat diberikan) untuk menambah variasi yang lebih besar untuk kegiatan, sehingga mengurangi kemonotonan pekerja.
Perluasan kerja dianggap sebagai metode restrukturisasi horisontal dalam pekerjaan yang diperbesar dengan menambahkan tugas-tugas terkait. Perluasan kerja juga dapat mengakibatkan fleksibilitas tenaga kerja yang lebih besar.
2.6.2   Tujuan dan Manfaat Job Enlargement
a.     Mengurangi kemonotonan pekerjaan
Bagaimanapun menariknya sebuah pekerjaan di awal, orang cepat atau lambat akan mengeluh kebosanan dan monoton. Apabila job enlargement direncanakan dengan hati-hati dapat membantu mengurangi kebosanan dan lebih memuaskan karyawan.
b.    Peningkatan fleksibilitas kerja
Ada penambahan jumlah tugas individu. Ada peningkatan tugas-tugas yang fleksibel dalam aspek-aspek tertentu.
c.     Tidak diperlukan adanya pelatihan keterampilan
Sejak individu telah melakukan tugasnya yang lalu, tidak ada persyaratan besar untuk menanamkan keterampilan baru. Namun intervensi manajemen waktu dan orang mungkin diperlukan. Pekerjaan seperti ini akan lebih memotivasi bagi yang melakukannya.

2.6.3    Kekurangan Job Enlargement
a.    Penambahan beban kerja
Job enlargement meningkatkan kerja karyawan. Namun, tidak setiap perusahaan memberikan insentif dan gaji tambahan untuk kerja ekstra. Oleh karena itu upaya individu mungkin tetap tidak dianggap.
b.    Meningkatkan frustrasi karyawan
Dalam banyak kasus, karyawan mengalami frustrasi karena meningkatnya beban kerja tidak mengakibatkan gaji meningkat.
c.    Masalah dengan anggota serikat
Banyak anggota serikat yang salah paham bahwa perluasan pekerjaan adalah bentuk eksploitasi pekerja dan merasa keberatan dengan hal tersebut.

2.6.4    Penerapan Job Enlargement
Job Enlargement digunakan di berbagai perusahaan. Sasarannya adalah karyawan yang bekerja di perusahaan. Job Enlargement dilakukan saat para karyawan mengalami kejenuhan dengan pekerjaannya. Pelaksanaan Job Enlargement dilakukan dengan cara menambah beban kerja yang variatif terhadap karyawan. Berikut adalah contoh penerapan Job Enlargement di Rumah Sakit :
Di Rumah Sakit Mitra Keluarga, seorang perawat dalam sehari hanya mengerjakan tugas mengecek infus dan mengambil sampel darah pasien. Setelah diterapkan job enlargement, perawat tersebut dalam sehari harus mengerjakan 4 pekerjaan sekaligus yaitu, mengecek infus, mengambil sampel darah pasien, mengantarkan makanan pada pasien, dan memberikan penyuluhan pada keluarga pasien mengenai cara merawat anggota keluarganya yang sedang sakit tersebut.
2.7    Job Enrichment
2.7.1        Pengertian Job Enrichment
“Job enrichment is defined as a way to motivate employees by giving them more responsibilities and variety in their job.” (Hezberg. F, 1950)

Job enrichment merupakan suatu pendekatan untuk merancang kembali pekerjaan karyawan guna meningkatkan motivasi intrinsik dan meningkatkan kepuasan kerja dengan memberikan mereka kesempatan untuk menggunakan berbagai kemampuan mereka. Sedangkan motivasi intrinsik adalah berbagai usaha yang telah dicurahkan dalam suatu pekerjaan guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan, yaitu keberhasilan, keahlian, dan aktualisasi diri.
“According to Robert N. Ford, Job enrichment means to make jobs which have a greater variety, requires higher level of knowledge and skills, give workers more autonomy, give workers more responsibility, give workers opportunities for personal growth, and a meaningful work experience.” (Akrani. G, 2011)
Program Job enrichment lebih berhasil jika dikenakan pada pekerja yang tidak takut terhadap tanggung jawab baru dan yang mementingkan bekerja keras untuk mencapai keberhasilan pribadi dalam lingkungan kerjanya. Job enrichment memungkinkan pekerja untuk lebih bertanggung jawab, membantu dalam pengendalian diri, dan memberikan kesempatan untuk melaksanakan pekerjaan yang menarik, penuh tantangan dan berarti.
Efek  Job enrichment terhadap produktivitas ditentukan dari efisiensi yang meningkat atau berkurang, dan sejauh mana penurunan efisiensi bersamaan dengan kecepatan kerja para pekerja. Efektifitas Job enrichment ditentukan oleh karakteristik para pekerja yang pekerjaannya dirancang kembali. Pekerjaan yang diperkaya (enrich) dapat memotivasi secara intrinsik pada pekerja yang memiliki kebutuhan terhadap keberhasilan dan kemandirian.
Istilah job enrichment mengacu pada beberapa proses bebeda dari proses – proses perputaran (rotating), perluasan (enlarging), dan jumlah total / keseluruhan (aggregating) tugas – tugas.
2.7.2    Tujuan Job Enrichment
a.    Membuat pekerjaan menjadi semakin berarti / bermakna, menyenangkan, dan memuaskan.
b.    Memberikan lebih banyak otonomi dalam merencanakan dan mengontrol pekerjaannya.
c.    Memberikan pekerja lebih banyak tanggung jawab.
d.   Memberikan kesempatan – kesempatan kepada pekerja untuk meraih penghargaan, pengakuan, peningkatan/kemajuan dan pengembangan. Sehingga para pekerja lebih termotivasi  untuk bekerja lebih giat.
2.7.3    Kekurangan dan Kelebihan Job Enrichment
Job enrichment sangat berguna baik bagi para pekerja maupun bagi organisasi. Dan beberapa keuntungan job enrichment tersebut antara lain:
a.    Para pekerja mendapat penghargaan, pengakuan  aktualisasi diri.
b.    Para pekerja merasa bahwa ia merupakan bagian / milik dari organisasi.
c.    Para pekerja menemukan pekerjaan yang berarti.
d.   Job enrichment menurunkan jumlah ketidak hadiran, pergantian kerja dan keluhan – keluhan..
e.    Memotivasi para pekerja unuk memberikan kinerja terbaiknya.
Kelemahan atau kekurangan atau batasan job enrichment antara lain:
a.    Dalam banyak kasus, job enrichment tidak memberikan hasil yang diharapkan.
b.    Membuat banyak perubahan dalam pekerjaan. Banyak pekerja yang menentang.
c.    Memiliki kegunaan yang terbatas bagi para manajer dan profesional / para ahli yang sangat terampil. hal ini di karenakan pekerjaan mereka memang telah menantang.
d.   Persetujuan dari para pekerja tidak di ambil sebelum melaksanakan job enrichment.
e.    Para manajer memaksa para pekerja untuk menerima job enrichment, dan hal ini sangatlah tidak baik.

2.7.4    Langkah-langkah Job Enrichment
Tiga langkah Job enrichment sebagai kegiatan manajerial:
a.    Turn employees' effort into performance:
1)   Memastikan bahwa tujuan yang jelas dan dipahami oleh semua orang. Pernyataan misi perusahaan secara keseluruhan harus dikomunikasikan kepada semua. Tujuan individu juga harus jelas. Setiap karyawan harus tahu persis bagaimana dia cocok ke dalam proses keseluruhan dan menyadari betapa pentingnya kontribusi mereka kepada organisasi dan pelanggan.
2)   Menyediakan sumber daya yang memadai bagi setiap karyawan untuk melakukan pekerjaannya dengan baik. Ini termasuk fungsi pendukung seperti teknologi informasi, teknologi komunikasi, dan pelatihan personil dan pengembangan.
3)   Menciptakan budaya perusahaan yang mendukung, hilangkan kerahasiaan.
4)   Memberikan kebebasan yang cukup untuk memfasilitasi keunggulan pekerjaan. Mendorong dan menghargai inisiatif karyawan.
5)   Memberikan pengakuan yang cukup, penghargaan, dan motivator lainnya.
6)   Memberikan peluang keterampilan peningkatan. Hal ini bisa mencakup pendidikan dibayar di universitas atau on the job training.
7)   Menyediakan berbagai pekerjaan. Hal ini dapat dilakukan dengan pembagian kerja atau program rotasi pekerjaan.
8)   Mendesain ulang fasilitas fisik, proses desain ulang, teknologi perubahan, penyederhanaan prosedur, penghapusan repetitiveness, mendesain ulang struktur otoritas.
b.        Link employees performance directly to reward:
Definisi yang jelas tentang imbalan/hadiah adalah suatu keharusan.
1)   Penjelasan hubungan antara kinerja dan penghargaan penting
2)   Pastikan karyawan mendapat hadiah yang tepat jika berkinerja baik
3)   Jika hadiah tidak diberikan, penjelasan diperlukan

c.    Make sure the employee wants the reward. How to find out?
1)   Tanyakan kepada mereka
2)   Gunakan survei (checklist, daftar, pertanyaan)
2.7.5    Penerapan Job Enrichment
Di sebuah rumah sakit ada seorang karyawan di unit rekam medik. Oleh pihak rumah sakit ia akan dinaikan jabatannya sebagai pimpinan di unit tersebut. Sebelum ia naik ke jabatan tersebut, rumah sakit meminta agar ia mengambil kuliah untuk mendapatkan gelar S2 dan juga ia diminta agar mengikuti training yang disediakan oleh rumah sakit tersebut. Hal itu berguna untuk menambah wawasan dan kemampuan yang ia miliki, agar kemampuan tersebut dapat digunakan untuk membantu memajukan unit rekam medik di rumah sakit tersebut.
2.7.6   Perbedaan antara job enrichment dan job enlargement
Job Enrichment
Job Enlargement
Pengembangan  pekerjaan secara vertical
Pengembangan  pekerjaan secara horizontal
Memiliki arti peningkatan melalui pengembangan
Menambah lebih banyak tugas dan meningkatkan beban kerja
Menekankan pada kualitas
Menekankan pada kuantitas
Pekerja menemukan kepuasan dalam posisi mereka dan perkembanbangan potensi pribadi
Pekerja memiliki tambahan kesibukan dan tanggung jawab
Bergantung pada Job Enlargement
Tidak bergantung pada Job enrichment
Tabel 3. Perbedaan antara job enrichment dan job enlargement

Penjelasan :
a)         Job enrichment merupakan pengembangan pekerjaan secara vertikal. Yang dimaksud disini adalah pekerja dibekali lebih banyak tanggung jawab dalam pekerjaannya seperti misalnya kontrol dan pengambilan keputusan. Sedangkan job enlargement merupakan pengembangan pekerjaan secara horizontal. Yang dimaksud disini adalah pekerja diberi beban kerja lebih banyak dari pekerjaan sebelumnya. Pekerja bisa melakukan pekerjaan lebih dari satu jenis pekerjaan.
b)        Job enrichment menekankan pada kualitas artinya pekerja yang diberi tanggung jawab tambahan, kualitas pekerjaannya akan meningkat secara personal. Sedangkan Job Enlargement lebih menekankan pada kuantitas, artinya pekerja hanya mengerjakan tugas tambahan sehingga secara kuantitas pekerjaaan mereka lebih bertambah.
c)         Dalam job  enrichment pekerja merasa puas karena dia diibatkan dalam proses manajemen (planning, organizing dan controlling) dan pekerja juga lebih berkembang potensinya. Sedangkan dalam job enlargement pekerja hanya diberi pekerjaan dan tambahan sehingga yang bertambah bukan keahlian melainkan kesibukan. 
d)        Yang dimaksud job enrichment bergantung pada job enlargement, adalah job enrichment merupakan perkembangan lebih lanjut dari job enlargement.

2.7.7    Hubungan Antara Job Rotation, Job Enlargement  dan Job Enrichment
Job Rotation, Job Enlargement  dan Job Enrichment masing-masing memiliki perbedaan, tetapi ketiganya tetap saling terkait.
Job rotation merupakan alternatif dari job specialization. Job rotation bisa mengurangi kebosanan pekerja dan juga memfasilitasi pemahaman tentang organisasi. Job rotation berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Pekerjaan bisa diputar dari yang paling mirip jenis pekerjaannya sampai yang sangat berbeda.
Sebagai contoh seseorang yang mengurusi laporan penerimaan bisa berganti posisi menjadi pengurus laporan pembayaran. Seorang pekerja dapat menjadi bagian pemasaran pada tahun ini, dan menjadi agen penjualan pada tahun berikutnya.
Keuntungan tambahan dari job rotation adalah pekerja yang menyelesaikan bermacam-macam tugas dapat lebih memahami organisasi. Dan bisa mengisi kekosongan pekerja yang absen. Jika pekerja tidak menyelesaikan pekerjaan dengan baik, dan digantikan oleh pekerja yang lain, maka kesalahan lebih mudah untuk diatasi segera. Kekurangan Job Rotation adalah mahal dalam melatih pekerja, sebagian pekerjaan membutuhkan informasi yang tidak bisa di bagikan kepada orang banyak dan juga sangat sulit untuk melatih pegawai untuk memiliki sederet kemampuan.
Ketika job rotation tidak mudah untuk dilakukan karena kapasitas pekerjaan dalam organisasi, job enlargement merupakan pilihan lain. Ide dasar job enlargement adalah  kita memberi tugas yang beraneka ragam untuk dikerjakan oleh pekerja. Dengan kata lain job description pekerjaan mereka bercampur aduk dari bermacam-macam pekerjaan. Mereka bertanggungjawab pada tugas yang sama, tetapi juga berbeda. Meskipun job enlargement menciptakan lingkungan yang baik pada organisasi dan pekerja, tetapi mereka berpendapat jika melakukan pekerjaan yang banyak maka mereka juga harus dibayar dengan gaji tinggi.
Akibat masih adanya kekurangan dalam proses job enlargement yang menyebabkan pekerja tidak bisa ikut serta dalam merencanakan, mengatur, dan mengontrol tugas – tugas yang dia lakukan, maka dari itulah, muncul sebuah ide untuk memperluas pekerjan yang dibebankan kepada setiap pekerja vertikal yakni dengan cara menambahkan beberapa kewenangan manajer seperti penambahan tanggung jawab tugas, perencanaan tugas dan kontrol kualitas kerja, yang biasa dikenal sebagai job enrichment. Job enrichment  tidak hanya meningkatkan jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh seorang pegawai, tetapi juga meningkatkan kemampuan pegawai terhadap pekerjaan yang ditanganinya. Tugas – tugas pekerjaan dalam situasi ini biasanya diberikan unit yang lengkap. Hal ini memastikan bahwa otoritas dapat diserahkan kepada karyawan dengan cara khusus untuk menyelesaikan tugas.


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Job design merupakan tahap awal untuk menciptakan pekerjaan dengan cara merinci tugas dan tanggung jawab dalam suatu organisasi dengan menentukan apa, kapan, dan bagaimana tugas tersebut dapat berjalan. Tujuan utama dari job design adalah untuk efektifitas dan efisiensi sehingga pekerjaan dapat terselesaikan dengan hasil yang maksimum. Dalam job design terdapat metode yang ditawarkan untuk dapat mewujudkan efektifitas dan efisiensi tersebut. Job rotation, job enlargement, dan job enrichment merupakan metode dari job design.
Job Rotation, Job Enlargement  dan Job Enrichment masing-masing memiliki perbedaan, tetapi ketiganya tetap saling terkait.  Job rotation bisa mengurangi kebosanan pekerja dan juga memfasilitasi pemahaman tentang organisasi dengan berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain dari yang paling mirip jenis pekerjaannya sampai yang sangat berbeda. Ketika job rotation tidak mudah untuk dilakukan karena kapasitas pekerjaan dalam organisasi, job enlargement merupakan pilihan lain dengan memberi tugas yang beraneka ragam untuk dikerjakan oleh pekerja.
Sedangkan job enrichment merupakan upaya memperluas pekerjan yang dibebankan kepada setiap pekerja vertikal yakni dengan cara menambahkan beberapa kewenangan manajer seperti penambahan tanggung jawab tugas, perencanaan tugas dan kontrol kualitas kerja, serta meningkatkan kemampuan pegawai terhadap pekerjaan yang ditanganinya.


STUDI KASUS DAN ANALISIS

Studi Kasus
Berdasarkan penelitian dalam skripsi yang dilakukan oleh mahasiswi FKM Unair tahun 2009 atas nama Belliana Indria Karina yang telah dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya, kami mengutip tugas ketua tim dan perawat pelaksana dan di instalasi Rawat Inap RSU Haji Surabaya. Berikut adalah uraian tugasnya.
A.  Ketua tim di Instalasi Rawat Inap RSU Haji Surabaya
Uraian tugas ketua tim antara lain :
1)   Bertanggung jawab atas terselengggaranya pelayanan pada setiap shift jaga
2)   Bersama kepala ruangan melaksanakan timbang terima pasien
3)   Membagi kerja sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien
4)   Melakukan pengkajian atau melengkapi pengkajian dan yang dibuat oleh PA
5)   Menyusun rencana asuhan keperawatan
6)   Mengikuti visite dokter
7)   Mengorientasikan pada pasien  baru
8)   Mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama anggota tim lain
9)   Melakukan renpra yang sudah ditetapkan kepada perawat pelaksana dibawah tanggung jawabnya sesuai dengan pasien yang dirawat
10)              Melakukan bimbingan dan evaluasi pada perawat pelaksana dalam implementasi tindakan apakah sudah dilaksanakan sesuai dengan renpra
11)              Memonitor pendokumentasian askep yang dilakukan oleh perawat pelaksana
12)              Melakukan tindakan keperawatan yang tidak dapat dilakukan oleh perawat pelaksana
13)              Mengatur pelaksaaan konsul dan pemeriksaan laboratorium
14)              Melakukan evaluasi atau catatan perkembangan pasien pada setiap shift jaga
15)              Memeberi HE pada pasien di bawah tanggung jawabnya
16)              Membuat rencana pasien pulang
17)              Menyelenggarakan tugas limpah yang didelegasikan oleh kepala ruangan

B.  Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Haji Surabaya
Uraian tugas perawat pelakasana antara lain :
1)   Mengikuti timbang terima dengan ketua tim perawat dan kepala ruang
2)   Membaca rencana keperawatan yang telah ditetapkan
3)   Menerima pasien baru dan memberikan informasi tentang tata tertib Rumah Sakit
4)   Membina hubungan terapeutik dengan pasien dan keluarganya
5)   Melakukan tindakan keperawatan sesuai perencanaan
6)   Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan mendokumentasikan pada format yang tersedia
7)   Mengikuti visite dokter sesuai dengan pasien di bawah tanggung jawabnya
8)   Mengecek kerapian dan kelengkapan status pasien
9)   Mengkomunikasikan kepada ketua tim dinas apabila menemukan masalah yang perlu diselesaikan
10)              Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan laboratorium diagnostik, pengobatan dan tindakan
11)              Berperan serta dalam pendidikan kesehatan
12)              Melakukan inventaris fasilitas yang digunakan dalam pelayanan terkait dengan timnya
13)              Membantu tim lain bila diperlukan
14)              Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga pasien yang menjadi tanggung jawabnya
15)              Melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh ketua tim dan kepala ruangan.
Di Instalasi Rawat Inap RSU Haji Surabaya, pergantian perawat shift siang dan malam hari yang diketahui pagi hari dilaksanakan dengan kriteria sebagai berikut:
a.       Ketua tim yang tidak hadir harus digantikan dengan ketua tim lainnya. Begitu pula dengan perawat pelaksana yang harus digantikan oleh perawat pelaksana lain jika yang bersangkutan berhalangan hadir.
b.      Perawat senior harus digantikan oleh perawat senior sedangkan perawat junior harus digantikan dengan perawat junior
c.       Lebih diutamakan perawat yang sedang cuti atau libur jika tidak ada penggantinya
d.      Perawat yang bersedia menggantikan dinas
Sedangkan untuk pergantian perawat shift siang dan malam hari yang tidak diketahui atau secara mendadak dilaksanakan dengan kriteria yang sama dengan kriteria di atas dengan ditambahkan sebuah kriteria, yaitu, jika tidak ada perawat pengganti maka perawat yang bertugas pada saat dinas berlangsung itulah yang akan melaksanakan tugas perawat yang tidak masuk

Analisis Kritis
A.       Fungsi perawat
Fungsi adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya. Tujuh Fungsi Perawat (Phanaeuf, 1972) dalam Ali (2002) meliputi :
1)        Melaksanakaninstruksi dokter
2)        Observasi gejala dan respon pasien yang berhubungan dengan penyakit dan penyebabnya
3)        Memantau pasien, menyusun dan memperbaiki rencana keprawatan secara terus menerus berdasarkan pada kondisi dan kemampuan pasien
4)        supervisi semua pihak yang ikut terlibat dalam perawatan pasien
5)        mencatat dan melaporkan keadaan pasien
6)        melaksanakan prosedur dan teknik keperawatan
7)        memberikan pengarahan dan penyuluhan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental

B.       Peran Perawat
Peran perawat menurut CHS (1989) dalam Ali (2002) adalah tingkah laku yang diharapkan orang lain terhadap perawat untuk berproses dalam sistem sebagai berikut :
1)             Pemberi asuhan keperawatan
2)             Pembela pasien
3)             Pendidik tenaga perawat dan masyarakat
4)             Koordinator dan pelayanan pasien
5)             Kolabolator dalam membina kerjasama dengan profesi lain dan sejawat
6)             Konsultan pada tenaga kerja dan klien
7)             Pembaharu sistem, metodologi, dan sikap
Peran perawat menurut Lokakarya Nasional (1983) dalam Ali (2002) antara lain sebagai berikut :
1)             Pelaksana pelayanan keperawatan
2)             Pengelola pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan
3)             Pendidik dalam keperawatan
4)             Peneliti dan pengembang keperawatan
Peran perawat menurut sosiolog antara lain sebagai berikut :
1)             peran terapeutik : kegiatan yang ditujukan langsung pada pencegahan dan pengobatan penyakit
2)             expressive atau mother substitute role yaitu kegiatan yang bersifat langsung dalam menciptakan lingkungan dimana pasien merasa aman, diterima, dilindungi, dirawat dan didukung oleh perawat, menurut Johnson dan Martin dalam Ali (2002), peran ini bertujuan untuk menghilangkan ketegangan dalam pelayanan (dokter, perawat, dan sebagainya)
Dari studi kasus serta data diatas kita menganalisis bahwa Rumah Sakit Umum Haji Surabaya lebih menerapkan job enlargement pada ketua tim perawat maupun perawat pelaksana. Hal tersebut  ditunjukkan melalui kebijakan rumah sakit tersebut yang lebih banyak membebankan tugas kepada ketua tim perawat serta perawat pelaksananya yang juga mendapatkan tugas tambahan selain tugas pokoknya sebagai perawat.
Kelebihan dari penerapan sistim ini yaitu pada terlaksananya semua tugas yang diberikan baik kepada ketua tim perawat maupun perawat pelaksana. Sehingga jenis tugas yang dijalankan ketua tim perawat maupun perawat pelaksana dari Rumah Sakit Haji Surabaya dapat dikatakan kompleks atau mencakup berbagai hal (bervariasi) yang terkait peranan terhadap profesi perawat.
Kemudian kekurangan system manajemen di rumah sakit tersebut tidak menerapkan job enrichment pada perawat pelaksana, karena perawat pelaksana tidak mempunyai kebebasan untuk melaksanakan tugasnya, mereka lebih cenderung menunggu keputusan dari ketua tim pelaksana. Banyaknya pekerjaan yang dibebankan pada perawat pelaksana tidak dibarengi menambahnya tingkatan tanggung jawab, sehingga perawat pelaksana terkesan hanya menuruti apa ketentuan dari ketua pelaksana. Yang seharusnya dilakukan yaitu menerapkan job enrichment dan job enlargement. Agar kerja perawat maksimal karena perawat merasa dihargai dan mempunyai rasa tanggung jawab. Karena setelah dianalisis kerja ketua tim dengan perawat pelaksana seolah perawat pelaksana hanya sebagai pengikut peraturan saja.



DAFTAR PUSTAKA
Sumber Daya Hariandja, Marihot Tua Efendi. (2007) Manajemen Sumber Daya manusia : Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta: Grasindo.
Gomes, Faustino Cardoso. (2003) Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: ANDI
Hasibuan,  Malayu S.P. (2010) Manajemen Sumber Daya Manusia edisi revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Handoko, T Hani. (1997) Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE
Flippo, B. Edwin. (1989) Manajemen Personalia edisi keenam, diterjemahkan oleh Moh Masud. Jakarta: Erlangga
Raymond J. Stone. (2005) Human Resource Management fifth edition. Australia: John Wiley & Sons
Hariandja, Marihot Tua Effendi. (2002) Manajemen Manusia. Jakarta:
Encarnion, Roberto. (2010)  Job Design. Dapat diakses pada: http://edweb.sdsu.edu/people/arossett/pie/Interventions/jobdesign_2.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar